مرحبا بكم في بلوق (welcomeeee ....)

Tinggdonggg ...
Welcome to my house
don’t forget to read your pray

بِسْمِ الله وَلَجْنَا ، وَ بِسْمِ الله خَرَجْنَا وَعَلَى رَبِّنَا تَوَكَلْنَا

"Bismillahi walajnaa wa bismillahi kharajnaa wa-alallaahi rabbina tawak-kalnaa"
Artinya :
Dengan nama Allah kami masuk rumah, dengan nama Allah aku keluar rumah, serta kepada-Nya aku berserah diri

hmm ...
FINISH ?!
WOKE , Let’s we see my blog
eitsss !
wait ...
peraturannya :
1. Maaf bila ada kalimat yg menyinggungg di blog ini
2. Dilarang membuat prahara disini
3. Ambil yang yg bagus di blog ini
AGREE ??
okee .
lanjuutttt ..... :)

Rabu, 26 Mei 2010

Psychology Test ...

Hmm ... inii buat kmu yg pnya psangan dan pngen menilai psangan mu, kamu terhdapnya dn bagaimana sbnarnya hubungan kmu, kalau begitu ikut lah ke dalam imajinasi ku dan ber imajinasi lah agar kamu dapat menjawab test ini sesuai dengan kepribadian mu, (jangan terlalu serius, santai sajaa.. :D ), dalam cerita ini kamu tengah akan mengantarkan sarapan pagi untuk pasangan mu yang ada di rumahnya .
1. dalam perjalanan akan kerumahnya, kamu mempunyai dua pilihan jalan yg bisa di tempuh untuk menuju rumahnya :
a. jalan pasar ( panas, bauu, jalan becek tntunya jelek, tapi begitu banyak org dalam artian tidak sepi dari manusia, banyak orang yang lalu lalang di sana)
b. jalan gunung (penuh dengan perbukitan, jalan yg begitu dingin hawanya belum lagi suasananya yang begitu menyejukkan, meskipun dengan jalan yg sedikit turun naik, tapi tak satupun ada manusia di sana)*bayangkan daerah pegunungan yang sepi penduduk)
block tulisan di bawah ini :
ayo lihat jawaban mu ...
a.jalan pasar : di saat pertama kamu akan menyukai seseorang, jatuh cinta, ingin mendapatkannya kamu cenderung membuat banyak orang kerepotan dengan perasaan cnta kamu ke dia, hmm…misalnya kamu inginkan sahabat atau siapa saja yang bisa menjadi makcomblang kamu akan lakukan itu, ini juga bisa diperkirakan bahwa ada di anatara kamu berdua tidak mendapatkan “cinta pada pandangan pertama” tapi karena usaha yang kamu lakukan dengan melibatkan dan membuat tau bnyak org dan akhirnya dia jatuh cinta padamu, kamu suka ekspos dan membuat orang banyak tau tentang perasaan dan hubungan kamu . tapi dari ini semua yang bagusnya adalah kamu mau berusaha untuk mencoba memperjuangkan cinta kamu.
b. jalan pegunungan : kamu cenderung diam, menerima, dan menunggu saja meskipun kamu harus susah sendiri dengan perasaan kamu yang tidak juga di mengerti, kamu tidak ingin banyak orang repot dan ikut campur dengan perasaan kamu terhadap dia. Tapi bisa di ambil satu kesimpulan dari pilihan kamu ini bahwa kamu adalah type yg susah jatuh cinta dan sulit sekali untuk bersikap sedikit agresif .



2. Setelah sampai di depan pintu rumahnya, kamu memutuskan untuk :
a.mengetuk pintu sekeras-kerasnya agar ada yang mendengar kamu
b. cukup dengan memanggil dan terus bersabar di depan pintu.
block juga yaa tulisan di bawah ini agar kamu bsa baca tulisannya :
a.mengetuk pintu itu berarti ketika dalam masalah dengannya kamu cenderung emosi, begitu keras sehingga membuat dia bingung harus menghadapi kamu padahal tujuan kamu agar dia selalu memikirkan kemarahan kamu, mau mengalah dan jangan sesekali mencoba membuat kemarahan kamu, tapi pada kenyataanya dia begitu jengkel, kesal dgn skap kamu yang keras, egois dan tidak punya perasaan .
b. kamu adalah type pasangan pemaaf dan begitu tenang dalam mengahadapi dia ataupun masalah yg kamu berdua punya, kamu lebih memikirkan perasaan dia, ataupun perasaan kamu yang akan terluka bila masalah tersebut terlalu larut untuk di bahas, karena itu kamu lebih memilih agar semua masalah di bicarakan dan di selesaikan saat itu juga.


3.hmm, udah di bukain pintu, ehh.. ternyata yg buka malah babe nya , terus babe nya bilang gini “kamu mau saya PANGGILKAN atau kamu MAU MASUK KEDALAM & PANGGIL SENDIRI nakk ??”
Jangan lupa, di block lgi yaa …
a. di panggilkan artinya : dalam tiap masalah yg ada kamu terlihat seperti pngecut karena selalu saja memanfaatkan org-org terdekat untuk membantu menyelesaikannya, yg bahkan terkadang masalah itu kamu yang ciptakan tujuannya agar si dia lebih percaya kamu.
b.memanggil sendiri artinya : kamu tidak suka ada orang ke tiga dalam penyelesaian masalah kamu, meskipun itu sahabat kamu sendiri, karena itu akan membuat masalah yg kecil melibatkan banyak actor tambahan di dalamnya dan masalah yg tadinya kecil berubah menjadi jalan cerita yang menggunakan “episode” yang artinya tidak pernah selesai, dan itulah yang kamu takutkan sehingga kamu selalu menyelesaikan nya tanpa bantuan siapa pun .


4. dan setelah lama menunggunya di ruangan depan, kakagnya datang menyuguhi minuman dan mengatakan “dia masih tidur dekk, susah sekali dibangunkan” , pertanyaannya : apakah kamu …
a. pergi kekamarnya, berniat membangunkannya dan ingin melihat dia dalam keadaan tidur, hmm…yahh kamu tau seperti apa kbnyakan manusia kalo lagi tidur lusuh, jelek, agak bau beserta illerannya yang ke mana-mana .. apakah kamu berani mengambil resiko itu
b. memutuskan untuk menunggunya bangun dan melihat dia dalam keadaan bersih dan sudah terurus, rapi, wangi, dan begitu fresh.
Click lagi yaa … ^.^
a. melihat dia kekamar ketika sedang tidur dan membangunkannya : kamu type pasangan yang ingin pasangan kamu apa adanya, tidak ingin menjadi orang lain ketika di hadapan kamu, dia jelek, bodoh, atau yang lainnya kamu akan tetap menerima nya yang terpenting buat kamu adalah dia selalu membuat mu bahagia dan bangga dengan usahanya yg berusaha membuat kamu bahagia dan memperbaiki diri, bukan merobah diri .
b. menunggu dia terbangun artinya : kamu tidak ingin pasangan mu terlihat susah, jelek, atau bodoh di hadapan kamu, kamu ingin dia selalu siap dengan pribadi yang kamu ciptakan untuk dia, meskipun itu membuatnya tidak bahagia karena tidak apa adanya, tapi buat mu dia harus terlihat seperti yang kamu mau.



5. setelah memberikan makanan yang kamu bawakan tadi, kamu bergegas untuk pulang dengan pilihan jalan yang sama di tawarkan pada pertanyaan no 1
a. jalan pasar
b. jalan pegunungan
terakhirr , hayoo click lagii ..
a.jln pasar artinya : wahh, kamu cepat sekali melupakan dia, bahkan hanya dengan ada banyaknya orang di sekitar kamu maka dia pun terhapus bersih dari fikiran kamu. Dan kamu juga type yang sebenarnya menyukai banyak lawan jenis kamu ketika akan jatuh cinta, dan dia adalah “pilihan keberuntungan” tapi ketika dia pergi, kamu segera beralih ke lawan jenis yang sudah kamu targetkan “pilihan kemauan” kasihan sekali kamu, karena sulit menemukan pasngan yang tepat untuk pribadi kamu karena kamu tidak betah terlalu lama dalam satu situasi .
b. kamu type yang sulit melupakan pasangan mu ketika sebuah hubungan yang pernah kamu jalani berakhir . beruntung sekali orang yang pernah menjadi pasangan mu tapi hati-hati Karena itu bisanya menjadi kelemahan mu yang membuat kamu terpuruk pada satu keadaan yang tidak baik “terlalu lama”

jawab dengan teliti, dan fikirkan dengan imajinasi yang sudah kamu ciptakan sendiri, ini hanya test psikologi sederhana jadi jangan di anggap terlalu serius, tapi temukan jawaban yang sudah kamu pilih itu di dalam pribadi kamu, dia & hubungan kalian.
jangan lupa CLIK REAKSI yg ada di bawah ini, sesuai persen tingkat kebenaran pertanyaan-pertanyaan ini, hmmm ... tinggalkan comentar jugaa ya, pngen tau siapa saja yg pro dan kontra dgn pndapat kuu melalui test inii ...
(1.clik "comment")
(2.pilih "anonymous" & ketik coment kamu di kotak putih,*cth: miila said : ihh pass bgt ^.^  )
(3.clik "Poskan komentar")


thank u … ^.^

Selasa, 25 Mei 2010

RABIATUL-ADAWIYAH -PERINDU CINTA ILAHI

Rabi’ah binti Ismail al-Adawiyah tergolong wanita sufi yang terkenal dalam sejarah Islam. Dia dilahirkan sekitar awal kurun kedua Hijrah berhampiran kota Basrah di Iraq. Dia lahir dalam sebuah keluarga yang miskin dari segi kebendaan namun kaya dengan peribadatan kepada Allah. Ayahnya pula hanya bekerja mengangkut penumpang menyeberangi Sungai Dijlah dengan menggunakan sampan.

Pada akhir kurun pertama Hijrah, keadaan hidup masyarakat Islam dalam pemerintahan Bani Umaiyah yang sebelumnya terkenal dengan ketaqwaan telah mulai berubah. Pergaulan semakin bebas dan orang ramai berlumba-lumba mencari kekayaan. Justeru itu kejahatan dan maksiat tersebar luas. Pekerjaan menyanyi, menari dan berhibur semakin diagung-agungkan. Maka ketajaman iman mulai tumpul dan zaman hidup wara’ serta zuhud hampir lenyap sama sekali.

Namun begitu, Allah telah memelihara sebilangan kaum Muslimin agar tidak terjerumus ke dalam fitnah tersebut. Pada masa itulah muncul satu gerakan baru yang dinamakan Tasawuf Islami yang dipimpin oleh Hasan al-Bashri. Pengikutnya terdiri daripada lelaki dan wanita. Mereka menghabiskan masa dan tenaga untuk mendidik jiwa dan rohani mengatasi segala tuntutan hawa nafu demi mendekatkan diri kepada Allah sebagai hamba yang benar-benar taat.

Bapa Rabi’ah merupakan hamba yang sangat bertaqwa, tersingkir daripada kemewahan dunia dan tidak pernah letih bersyukur kepada Allah. Dia mendidik anak perempuannya menjadi muslimah yang berjiwa bersih. Pendidikan yang diberikannya bersumberkan al-Quran semata-mata. Natijahnya Rabi’ah sendiri begitu gemar membaca dan menghayati isi al-Quran sehigga berjaya menghafal kandungan al-Quran. Sejak kecil lagi Rabi’ah sememangnya berjiwa halus, mempunyai keyakinan yang tinggi serta keimanan yang mendalam.

Menjelang kedewasaannya, kehidupannya menjadi serba sempit. Keadaan itu semakin buruk setelah beliau ditinggalkan ayah dan ibunya. Rabi’ah juga tidak terkecuali daripada ujian yang bertujuan membuktikan keteguhan iman. Ada riwayat yang mengatakan beliau telah terjebak dalam kancah maksiat. Namun dengan limpah hidayah Allah, dengan asas keimanan yang belum padam di hatinya, dia dipermudahkan oleh Allah untuk kembali bertaubat. Babak-babak taubat inilah yang mungkin dapat menyedar serta mendorong hati kita merasai cara yang sepatutnya seorang hamba brgantung harap kepada belas ihsan Tuhannya.

Marilah kita teliti ucapan Rabi’ah sewaktu kesunyian di ketenangan malam ketika bermunajat kepada Allah:

“Ya Allah, ya Tuhanku. Aku berlindung diri kepada Engkau daripada segala yang ada yang boleh memesongkan diri daripada-Mu, daripada segala pendinding yang boleh mendinding antara aku dengan Engkau!

“Tuhanku! bintang-bintang telah menjelma indah, mata telah tidur nyenyak, semua pemilik telah menutup pintunya dan inilah dudukku di hadapan-Mu.

“Tuhanku! Tiada kudengar suara binatang yang mengaum, tiada desiran pohon yang bergeser, tiada desiran air yang mengalir, tiada siulan burung yang menyanyi, tiada nikmatnya teduhan yang melindungi, tiada tiupan angin yang nyaman, tiada dentuman guruh yang menakutkan melainkan aku dapati semua itu menjadi bukti keEsaan-Mu dan menunjukkan tiada sesuatu yang menyamai-Mu.

“Sekelian manusia telah tidur dan semua orang telah lalai dengan asyik maksyuknya. Yang tinggal hanya Rabi’ah yang banyak kesalahan di hadapan-Mu. Maka moga-moga Engkau berikan suatu pandangan kepadanya yang akan menahannya daripada tidur supaya dia dapat berkhidmat kepada-Mu.”

Rabi’ah juga pernah meraung memohon belas ihsan Allah SWT:

“Tuhanku! Engkau akan mendekatkan orang yang dekat di dalam kesunyian kepada keagungan-Mu. Semua ikan di laut bertasbih di dalam lautan yang mendalam dan kerana kebesaran kesucian-Mu, ombak di laut bertepukan. Engkaulah Tuhan yang sujud kepada-Nya malam yang gelap, siang yang terang, falak yang bulat, bulan yang menerangi, bintang yang berkerdipan dan setiap sesuatu di sisi-Mu dengan takdir sebab Engkaulah Tuhan Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa.”

Setiap malam begitulah keadaan Rabi’ah. Apabila fajar menyinsing, Rabi’ah terus juga bermunajat dengan ungkapan seperti:

“Wahai Tuhanku! Malam yang akan pergi dan siang pula akan mengganti. Wahai malangnya diri! Apakah Engkau akan menerima malamku ini supaya aku berasa bahagia ataupun Engkau akan menolaknya maka aku diberikan takziah? Demi kemuliaan-Mu, jadikanlah caraku ini kekal selama Engkau menghidupkan aku dan bantulah aku di atasnya. Demi kemuliaan-Mu, jika Engkau menghalauku daripada pintu-Mu itu, nescaya aku akan tetap tidak bergerak juga dari situ disebabkan hatiku sangat cinta kepada-Mu.”

Seperkara menarik tentang diri Rabi’ah ialah dia menolak lamaran untuk berkahwin dengan alasan:

“Perkahwinan itu memang perlu bagi sesiapa yang mempunyai pilihan. Adapun aku tiada mempunyai pilihan untuk diriku. Aku adalah milik Tuhanku dan di bawah perintah-Nya. Aku tidak mempunyai apa-apa pun.”

Rabi’ah seolah-olah tidak mengenali yang lain daripada Allah. Oleh itu dia terus-menerus mencintai Allah semata-mata. Dia tidak mempunyai tujuan lain kecuali untuk mencapai keredaan Allah. Rabi’ah telah mempertalikan akalnya, pemikirannya dan perasaannya hanya kepada akhirat semata-mata. Dia sentiasa meletakkan kain kapannya di hadapannya dan sentiasa membelek-beleknya setiap hari.

Selama 30 tahun dia terus-menerus mengulangi kata-kata ini dalam sembahyangnya:

“Ya Tuhanku! Tenggelamkanlah aku di dalam kecintaan-Mu supaya tiada suatupun yang dapat memalingkan aku daripada-Mu.”

Antara syairnya yang masyhur berbunyi:

“Kekasihku tiada menyamai kekasih lain biar bagaimanapun,
Tiada selain Dia di dalam hatiku mempunyai tempat manapun,
Kekasihku ghaib daripada penglihatanku dan peribadiku sekalipun,
Akan tetapi Dia tidak pernah ghaib di dalam hatiku walau sedetik pun.”

Rabi’ah telah membentuk satu cara yang luar biasa di dalam mencintai Allah. Dia menjadikan kecintaan pada Ilahi itu sebagai satu cara untuk membersihkan hati dan jiwa. Dia memulakan fahaman sufinya dengan menanamkan rasa takut kepada kemurkaan Allah seperti yang pernah diluahkannya:

“Wahai Tuhanku! Apakah Engkau akan membakar dengan api hati yang mencintai-Mu dan lisan yang menyebut-Mu dan hamba yang takut kepada-Mu?”

Kecintaan Rabi’ah kepada Allah berjaya melewati pengharapan untuk beroleh syurga Allah semata-mata.

“Jika aku menyembah-Mu kerana takut daripada api neraka-Mu maka bakarlah aku di dalamnya! Dan jika aku menyembah-Mu kerana tamak kepada syurga-Mu maka haramkanlah aku daripadanya! Tetapi jika aku menyembah-Mu kerana kecintaanku kepada-Mu maka berikanlah aku balasan yang besar, berilah aku melihat wajah-Mu yang Maha Besar dan Maha Mulia itu.”

Begitulah keadaan kehidupan Rabi’ah yang ditakdirkan Allah untuk diuji dengan keimanan serta kecintaan kepada-Nya. Rabi’ah meninggal dunia pada 135 Hijrah iaitu ketika usianya menjangkau 80 tahun. Moga-moga Allah meredainya, amin!

Sekarang mari kita tinjau diri sendiri pula. Adakah kita menyedari satu hakikat yang disebut oleh Allah di dalam Surah Ali Imran, ayat 142 yang bermaksud:

“Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga padahal belum nyata bagi Allah orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang yang sabar.”

Bagaimana perasaan kita apabila insan yang kita kasihi menyinggung perasaan kita? Adakah kita terus berkecil hati dan meletakkan kesalahan kepada insan berkenaan? Tidak terlintaskah untuk merasakan di dalam hati seumpama ini:

“Ya Allah! Ampunilah aku. Sesungguhnya hanya Engkau yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hanya kasih-Mu yang abadi dan hanya hidup di sisi-Mu sahaja yang berkekalan. Selamatkanlah aku daripada tipu daya yang mengasyikkan.”

Sesungguhnya apa juga lintasan hati dan luahan rasa yang tercetus daripada kita bergantung kepada cara hati kita berhubung dengan Allah. Semakin kita kenali keluhuran cinta kepada Allah, maka bertambah erat pergantungan hati kita kepada Allah serta melahirkan keyakinan cinta dan kasih yang sentiasa subur.

Lanjutan itu jiwa kita tidak mudah berasa kecewa dengan gelagat sesama insan yang pelbagai ragam. Keadaan begini sebenarnya terlebih dahulu perlu dipupuk dengan melihat serta merenungi alam yang terbentang luas ini sebagai anugerah besar daripada Allah untuk maslahat kehidupan manusia. Kemudian cubalah hitung betapa banyaknya nikmat Allah kepada kita.

Dengan itu kita akan sedar bahawa kita sebenarnya hanya bergantung kepada Allah. Bermula dari sini kita akan mampu membina perasaan cinta terhadap Allah yang kemudian mesti diperkukuhkan dengan mencintai titah perintah Allah. Mudah-mudahan nanti kita juga akan menjadi perindu cinta Allah yang kekal abadi.

DETIK TERAKHIR RASULLAH SAW .

Banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana detik-detik terakhir Rasulullah saw. Hal ini lebih dikarenakan sedikitnya sumber-sumber yang menerangkan tentang meninggalnya Rasulullah saw secara rinci. Rata-rata sumber yang ada menerangkan sekilas tentang meninggalnya Rasulullah saw. Karena itu, berikut kami rangkumkan kisah kehidupan terakhir manusia paling mulia, Rasulullah Muhammad saw. Kisah ini kami rangkum dari berbagai sumber.

Dari Ibnu Mas’ud ra, dia berkata: “Ketika ajal Rasulullah saw sudah dekat, Rasulullah saw mengumpulkan kami di rumah Siti Aishah r a. Kemudian Rasulullah saw Rasulullah saw memandang kami sambil berlinangan air mata, lalu bersabda: “Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah.”

“Allah berfirman: Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa.”

Kemudian kami bertanya: “Bilakah ajal Rasulullah saw?”

Rasulullah saw menjawab: “Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila.”

Kami bertanya lagi: “Siapakah yang akan memandikan Rasulullah saw?”

Rasulullah menjawab: “Salah seorang ahli bait.”

Kami bertanya: “Bagaimana nanti kami mengafani Rasulullah saw?”

Rasulullah saw menjawab: “Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah.”

Kami bertanya: “Siapakah yang mensolatkan Rasulullah saw di antara kami?” Kami menangis dan Rasulullah saw pun turut menangis.

Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku. Kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya.

Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua.”

Dalam riwayat lain diceritakan:

Ali r.a. bertanya: “Wahai Rasulullah saw, siapakah yang akan memandikan Rasulullah saw dan siapakah yang akan mengafaninya?”

Rasulullah menjawab: “Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga.”

Semenjak hari itu, sakit Rasulullah saw bertambah parah selama 18 hari. Setiap hari, ramai yang mengunjungi Rasulullah saw, hingga beliau menghembuskan nafas terakhir.

Sehari menjelang Rasulullah saw wafat, penyakit Rasulullah saw semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan azannya, dia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam: “Assalamualaikum ya Rasulullah?”

Kemudian dia berkata lagi: “Assolah yarhamukallah.”

Fatimah menjawab: “Rasulullah dalam keadaan sakit.”

Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid. Ketika bumi terang disinari matahari siang, maka Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah saw, lalu dia berkata seperti perkataan yang tadi.

Kemudian Rasulullah saw memanggilnya dan menyuruh dia masuk. Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah saw bersabda: “Saya sekarang berada dalam keadaan sakit. Wahai Bilal, kamu perintahkan agar Abu Bakar menjadi imam dalam solat.”

Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata: “Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?” Kemudian dia memasuki masjid dan memberitahu Abu Bakar agar beliau menjadi imam dalam solat tersebut. Ketika Abu Bakar r a melihat tempat Rasulullah SAW kosong, dia tidak dapat menahan perasaannya lagi, dia menjerit dan pingsan. Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi ribut sehingga terdengar oleh Rasulullah saw.

Rasulullah saw bertanya: “Wahai Fatimah, suara apakah yang bising itu?”

Siti Fatimah menjawab: “Orang-orang menjadi ribut dan bingung karena Rasulullah saw tidak ada bersama mereka.”

Kemudian Rasulullah saw memanggil Ali bin Abi Talib dan Abbas r.a. Sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka Rasulullah saw berjalan menuju ke masjid. Rasulullah saw solat dua rakaat.

Setelah itu Rasulullah saw melihat kepada orang ramai dan bersabda: “Ya ma aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah. Sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua, setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini.”

MALAIKAT MAUT DATANG BERTAMU

Keesokan harinya, Allah memerintahkan Malaikat Maut supaya dia turun menemui Rasulullah saw dengan berpakaian sebaik-baiknya, untuk mencabut nyawa Rasulullah saw dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka dia dibolehkan masuk. Tetapi jika Rasulullah saw tidak mengizinkannya, dia tidak boleh masuk dan kembali.

Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Dia menyamar sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah saw, Malaikat Maut berkata: “Assalamualaikum wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!”

Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: “Wahai Abdullah (hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit.”

Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: “Assalamualaikum, bolehkah saya masuk?”

Rasulullah saw mendengar suara Malaikat Maut, lalu bertanya kepada puterinya Fatimah: “Siapakah yang ada di muka pintu itu?”
Fatimah menjawab: “Seorang lelaki memanggil Rasulullah saw. Saya katakan kepadanya bahawa Rasulullah saw dalam keadaan sakit. Kemudian dia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma.”

Rasulullah saw bersabda: “Tahukah kamu siapakah dia?”

Fatimah menjawab: “Tidak wahai Rasulullah saw.”

Lalu Rasulullah saw menjelaskan: “Wahai Fatimah, dia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur.

Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Masuklah, wahai Malaikat Maut.”

Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan: “Assalamualaika ya Rasulullah.”

Rasulullah saw pun menjawab: “Waalaikassalam ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk menengokku atau untuk mencabut nyawaku?”

Malaikat Maut menjawab: “Saya datang untuk menengok sekaligus mencabut nyawa. Jika diizinkan akan saya lakukan. Jika tidak, saya akan pulang.”

Rasulullah saw bertanya: “Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril?”

Jawab Malaikat Maut: “Saya tinggal dia di langit dunia.”

Baru sahaja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril a.s. datang lalu duduk di samping Rasulullah saw.

Maka bersabdalah Rasulullah saw: “Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat?”

Jibril menjawab: “Ya, wahai kekasih Allah

Seterusnya Rasulullah saw bersabda: “Beritahu kepadaku wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisiNya?”

Jibril pun menjawab: “Bahwasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu.”

Rasulullah saw saw bersabda: “Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku?”

Jibril menjawab lagi: “Bahawasanya pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu.”

Rasulullah saw saw bersabda lagi: “Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang disediakan Allah untukku?”

Jibril menjawab: “Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti.”

Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Segala puji dan syukur aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang menggembirakan aku.”

Jibril a.s. bertanya: “Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan?”

Rasulullah saw menjawab: “Tentang kegelisahanku. Apakah yang akan didapat orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan didapat orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan didapat orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?”

Jibril menjawab: “Saya membawa khabar gembira untuk Rasulullah saw. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.”

Maka berkatalah Rasulullah saw: “Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku.”

Lalu Malaikat Maut pun mendekati Rasulullah saw dan mulai mencabut nyawa Rasulullah saw. Ketika roh Rasulullah saw sampai di pusat, Rasulullah saw berkata: “Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut.”

Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril a.s. memalingkan mukanya.

Lalu Rasulullah saw bertanya: “Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku?”

Jibril menjawab: “Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka Rasulullah saw, sedangkan Rasulullah saw sedang merasakan sakitnya maut?”

Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah saw.

TAKUT MISKIN (di akhirat)

Mengingat harga-harga barang kebutuhan terus meningkat, seorang pemuda selalu mengeluh karena tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah berdiskusi dengan seorang kiai makrifat, pemuda itu pun mengikuti anjurannya untuk menjalankan shalat Hajat serta tetap istiqomah melaksanakan shalat wajib lima waktu.

”Pak Kiai, tiga tahun sudah saya menjalankan ibadah sesuai anjuran Bapak. Setiap hari saya shalat Hajat semata-mata agar Allah SWT melimpahkan rezeki yang cukup. Namun, sampai saat ini saya masih saja miskin,” keluh si pemuda.

”Teruskanlah dan jangan berhenti, Allah selalu mendengar doamu. Suatu saat nanti pasti Allah mengabulkannya. Bersabarlah!” Jawab sang kiai.

”Bagaimana saya bisa bersabar, kalau semua harga kebutuhan serba naik! Sementara saya masih juga belum mendapat rezeki yang memadai. Bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan hidup?”

”Ya tentu saja tetap dari Allah, pokoknya sabar, pasti ada jalan keluarnya. Teruslah beribadah.”

”Percuma saja Pak Kiai. Setiap hari shalat lima waktu, shalat Hajat, shalat Dhuha, tapi Allah belum juga mengabulkan permohonan saya. Lebih baik saya berhenti saja beribadah…” jawab pemuda itu dengan kesal.

”Kalau begitu, ya sudah. Pulang saja. Semoga Allah segera menjawab permintaanmu, ” timpal kiai dengan ringan.

Pemuda itu pun pulang. Rasa kesal masih menggelayuti hatinya hingga tiba di rumah. Ia menggerutu tak habis-habisnya hingga tertidur pulas di kursi serambi.

Dalam tidur itu, ia bermimpi masuk ke dalam istana yng sangat luas, berlantaikan emas murni, dihiasi dengan lampu-lampu terbuat dari intan permata. Bahkan beribu wanita cantik jelita menyambutnya. Seorang permaisuri yang sangat cantik dan bercahaya mendekati si pemuda.

”Anda siapa?” tanya pemuda.
”Akulah pendampingmu di hari akhirat nanti.”
”Ohh… lalu ini istana siapa?”
”Ini istanamu, dari Allah. Karena pekerjaan ibadahmu di dunia.”
”Ohh… dan taman-taman yang sangat indah ini juga punya saya?”
”Betul!”
”Lautan madu, lautan susu, dan lautan permata juga milik saya?”
”Betul sekali.”

Sang pemuda begitu mengagumi keindahan suasana syurga yang sangat menawan dan tak tertandingi. Namun, tiba-tiba ia terbangun dan mimpi itu pun hilang. Tak disangka, ia melihat tujuh mutiara sebesar telor bebek. Betapa senang hati pemuda itu dan ingin menjual mutiara-mutiara tersebut. Ia pun menemui sang kiai sebelum pergi ke tempat penjualan mutiara.

”Pak Kiai, setelah bermimpi saya mendapati tujuh mutiara yang sangat indah ini. Akhirnya Allah menjawab doa saya,” kata pemuda penuh keriangan.
”Alhamdulillah. Tapi perlu kamu ketahui bahwa tujuh mutiara itu adalah pahala-pahala ibadah yang kamu jalankan selama 3 tahun lalu.”
”Ini pahala-pahala saya? Lalu bagaimana dengan syurga saya Pak Kiai?”
”Tidak ada, karena Allah sudah membayar semua pekerjaan ibadahmu. Mudah-mudahan kamu bahagia di dunia ini. Dengan tujuh mutiara itu kamu bisa menjadi miliader.”
”Ya Allah, aku tidak mau mutiara-mutiara ini. Lebih baik aku miskin di dunia ini daripada miskin di akhirat nanti. Ya Allah kumpulkan kembali mutiara-mutiara ini dengan amalan ibadah lainnya sampai aku meninggal nanti,” ujar pemuda itu sadar diri.

Tujuh mutiara yang berada di depannya itu hilang seketika. Ia berjanji tak akan mengeluh dan menjalani ibadah lebih baik lagi demi kekayaan akhirat kelak.

Minggu, 23 Mei 2010

KELUARGA ku penuh CINTA, mereka penuh BENCI

seperti kata BROTHER “bersatu kita teguh , bercerai kita roboh”(penyanyi, nasyid malaysia) , aku temukan satu kelebihan yang mencolok dari tabligh, pengajian yang lebih 3 tahun ini di ikuti keluarga ku. mereka mengutamakan bersatunya ummat .

Sudah 5 pengajian yang aku pernah ikuti, diantaranya : salafi, hizbut tahrir, LDII, tabligh & aku tidak tau apa nama pengajian yang terakhir ini . semua itu ku lakukan semata karena ingin menambah ilmu agama , dan karena rasulullah mengatakan, akan ada banyak aliran di akhir zaman nanti, tetapi hanya satu saja yang di benarkan , sungguh ini sebuah rahasia besar yang hanya terbuka setelah hari penghitungan nanti, keluarga ku kini mengikuti tabligh, bahkan dua saudara laki-laki ku bersekolah di pondok pesantren tabligh, al-fatah temboro, jawa timur . sudah lebih dari tiga tahun kami mengikuti tabligh, sejauh ini tidak ada yang menyalahi dari tabligh, mereka melakukan sunnahtullah & nabiyullah , meski aku belum mengikuti sepenuhnya. pada dasarnya tabligh bukanlah nama yang mereka buat tapi nama yang di berikan oleh orang-orang yang tidak menyukai tabligh, lain daerah maka lain pula nama yang di berikan kepada mereka, padahal mereka tidak pernah memberikan nama untuk pengajian mereka, ada sebuah kisah yang membuat ku berfikir bahwa mereka dalam bekerja hanya fikir tentang agama & waktu itu keluarga ku baru kenal tabligh sekitar 5 bulan, sore itu aku berkeliling mencari kios-kios kecil yang bersedia memperbaiki jam tangan ku yang kemungkinan kehabisan baterai, akhirnya setelah sejam lebih aku berkeliling, aku temukan satu kios kecil yang hampir tidak kelihatan tempatnya dari keramaian, setiba nya di tempat itu,
“pak.. “ berulang kali aku memanggil yang punya kios tsb,
akhirnya ada yang menyahut panggilan ku “ya, assalamualaikum, mau memperbaiki jam tangan nya ya dek”, aku terkesima mendengar ucapan salam yang bapak itu lontarkan,karena sudah jarang di lakukan sebahagian orang , hingga lupa menjawab salam nya “iya pak, berapa?”,
bapak tersebut tersenyum dan terus menundukkan pandangannya sambil sesekali melihat kearah jam tangan yang aku berikan padanya
“di jawab dulu salam saya dek, kamu muslimah kan, saya tau dari jilbab yang kamu kenakkan”
aku kaget mendegar ucapan bapak tsb,
” astaghfirullah, maaf pak, walaaikumsalam”, “berapa pak?”
Sambil tersenyum beliau menjawab “baterai yang biasa modalnya 4.000, yang bagus harganya 6.000, kamu boleh memberi saya laba seberapa yang kamu ikhlaskan” .
“haa ?? kalau begitu yang baterai yang biasa saja pak” jawab ku sekenanya .
“sambil menunggu kamu duduk saja dulu” sambil memberikan sebuah kursi pada ku.
Kejadian ini luar biasa menurut ku, Karena di dunia yang penuh dengan orang-orang yang mencari riba beliau justru menyerahkan laba seberapa pelanggan nya ikhlas, belum lagi orang-orang yang kerap kali mengurangi timbangan beliau malah menyerahkan timbangan pada pembeli.
Aku teliti bapak tsb dengan seksama, bibirnya terus saja bergerak seperti mengucapkan sebuah kalimat pendek yang sama secara berulang-ulang tapi tidak di dzohirkan, kulihat tampilan dan cara berpakaiannya, berjenggot, celana bagian bawah hanya semata kaki, akhirnya aku kembali melihat kearah wajahnya, di keningnya seperti ada tanda hitam yang begitu pekat .
Akhirnya dengan keberanian aku bertanya pada beliau “bapak orang yang tabligh ya?”, beliau seperti tidak mendengarkan ku karena asyik bekerja tapi ternyata beliau sedang mempersiapkan kalimat yang tepat untuk menjawab pertanyaan ku
“ tabligh itu bukan aliran dek, allah tidak pernah menyuruh kita berkelompok-kelompok,allah hanya menyuruh kita fikir tentang agama dan menyatukan ummat, itu nama yang orang berikan karena tidak menyukai apa yang kita lakukan “,

“kenapa ? ada keluarga kamu yang mengikuti dakwah ini ?” dengan singkat dan tepat beliau menjawab pertanyaan ku & kembali melontarkan pertanyaan pada ku.
“ya pak, ayah & ibu saya” jawabku .
“Alhamdulillah, kamu tinggal di mana ? beliau melontarkan sebuah pertanyaan pada ku .
“jln. Pesantren pak “ jawab ku .
“sudah keluar berapa hari orang tua kamu ?” kembali beliau bertanya .
“insyaalah akan keluar tiga hari pak “ jawab ku .
Dari percakapan ini aku tau beliau mengikuti tabligh .
“ini dek sudah selesai” beliau mengulurkan jam tangan ku
“ini pak” uang 7.000 aku ulurkan padanya, tapi kulihat keraguan dari wajahnya saat mengambil uang yang aku ulurkan .
Tanpa di sangka beliau menjawab “5.000 saja dek, ini terlalu banyak”
Awalnya aku berprasangka buruk, bahwa beliau merasa kurang dengan uang yang aku berikan .
“tidak apa-apa pak, ambil saja. Insyaallah saya ikhlas” jawab ku .
“alhamdulillah, terimakasih kalau begitu dek” sambil tersenyum tapi tidak melihat kearah ku beliau menyimpan uang yang aku berikan . “salam untuk orang tua kamu” hal ini yang lebih membuat ku terkesima dengan kepribadian beliau, pelajaran yang aku alami hari itu benar-benar berharga, orang yang menerapkan agama dalam pola hidupnya tidak akan pernah merasa kurang atau takut kehilangan rezeki.

Kegiatan mereka secara garis besar hanya seputar masalah dakwah, menyatukan ummat, ta`lim, menerapkan wajib dan sunnahnya agama, menjadikan sikap rasulullah saw sebagai contoh yang diikuti setiap harinya. Dua tahun keluarga ku mengikuti tabligh, di masyarakat mulai ada beberapa ghibah tentang ayah dan ibu , mulai ada serangan berupa sindiran, pertanyaan langsung tentang “kenapa ibu ku kini berjubah dan ayah ku kenapa celananya pendek semua(semata kaki)” dan puncak dari itu semua adalah saling serang antar fisik terhadap orang yang memperkenalkan tabligh pada ayah dan 8 orang teman lainnya. Ayah ku adalah salah satu yang di tuakan di masyarakt dan kerap kali di elu-elu kan sebagai orang yang tidak boleh dilangkahi pendapatnya, dengan pemikirannya dan upaya nya beliau mengupayakan sebuah mesjid di dekat rumah ku dengan bantuan dana dari yang dulunya teman karib ayah, ayah begitu ingat sejumlah uang pertama yang menjadi symbol akan berdirinya mesjid itu, tapi pada akhirnya ayah begitu kecewa karena sahabat-sahabat yang dulunya begitu pekat bercengkrama dgn ayah dan bersemangat dalam mendirikan mesjid justru menjadi boomerang untuk ayah pada akhirnya. ayah yang dulunya imam besar di mesjid itu tidak lagi di bolehkan masuk ke mesjid itu beserta 8 orang teman lainnya dengan alasan bahwa ayah ku sudah menjadi orang yang sesat, bahkan ayah ku juga pernah di ancam akan di bunuh, tapi allah selalu melindungi mereka dan akhirnya ayah & 8 orang lainnya hijrah dari mesjid itu agar ummat tidak resah dan mau sholat berjamaah lagi. yang selalu jadi pemikiran ku adalah 9 orang yang di usir itu adalah imam besar mesjid, para pemuka agama di tempat tinggal ku, sementara yang mengusir 9 orang tsb adalah orang yang jarang ku lihat wajahnya sholat ke mesjid bahkan kerap kali ku jumpai mereka tengah bercengkrama di warung-warung kopi dan mungkin sambil berghibah .

Karena melihat kejadian ini, dua saudara laki-laki ku yang dulunya di mintai masuk pondok pesantren al-fatah menolak, spontan menjawab “iya, kalau itu baik menurut ayah & ibu”, pernah terucap di bibir mereka “kami ingin meneruskan perjuangan ayahanda untuk menjadikan kampung ini, kampung MUSLIM” , mungkin ini hikmah dari di singkirkannya ayah ku dari masyarakat. Aku tau di dalam hati ayah ku yang terdalam beliau sangat menyayangi mesjid yang beliau rintis tsb, itu terbaca dari kalimat ayah ku yang pernah mengatakan “ntah kenapa beberapa hari ini, aku rindu sekali ingin sholat di mesjid itu”, mesjid yang dulunya penuh kesejukan, hati dan mata selalu tertuju pada mesjid itu, kini terlihat begitu suram dan seperti tidak terurus, anak-anak yang dulu mengaji ba’da maghrib pun sudah tidak terdengar lagi kehangatannya, dulunya aku adalah guru mengaji di mesjid itu, tapi karena masalah itu aku pun ikut di berhentikan secara halus dan paksa, mskipun aku tidak tau apa sebab-akibatnya aku ikut di berhentikan.

Kini dua saudara laki-laki ku itu tengah akan melanjutkan hingga ke bangku aliyah, di tahun pertama kepulangan mereka 50% perubahan sikap, cara bicara, bahkan kemauan dalam belajar mereka pun begitu luar biasa, di tahun kedua dan ketiga sudah tidak diragukan lagi, adab mereka terhadap orang tua ku, cara mereka bercengkrama terhadap orang tuaku, dulunya saat masih duduk di bangku sekolah dasar, tiada hari tanpa bertengkar buat mereka bahkan pernah waktu itu dua saudara laki-laki ku ini bertengkar dengan menggunakan senjata tajam(pisau), jadi semua orang di dekat rumah ku sudah barang tentu tahu bagaiman stressnya ayah dan ibuku dalam menghadapi mereka, tapi setelah masuk ke pondok pesantren itu ayah dan ibu tidak pernah lagi menggunakan suara dan kata-kata yg kasar dalam menghadapi mereka, cukup dengan sedikit di beri pengertian dan pandangan mereka akan langsung menurut, karena di pondok pesantren itu saat siswa/i nya pertama masuk yang pertama kali di ajarkan adalah “bagaimana menerapkan akhlak nabi saw dalam kehidupan sehari-hari” kata ayahku yang memang pernah langsung ke pondok itu, dan begitu menabjubkan lagi ketika ayah ku di sana, beliau seperti saat kembali di kota makkah mukarromah. kampungnya orang-orang muslim, tidak ada orang yang merokok, di ojek tidak pernah ada wanita, di dalam angkutan mereka menggunakan hijab(seperti sholat)antara supir dan penumpang wanita, meminta bayaran bahkan seikhlas penumpangnya, berlomba-lomba dalam menjamu tamu, pakaian manusianya sudah barang tentu mengenakkan pakaian orang-orang muslimin, itu bukan hanya terkhusus untuk anak santrinya saja tapi seluruh masyarakat yang berada di sekitar pondok pesantren itu, pondok pesantren itu dikelola oleh tiga kakak beradik yang kesemuanya adalah kyai-kyai dunia. Aku yang bahkan juga pernah menduduki bangku pesantren selama tsanawiyah masih sering membuat orang tua ku pusing dengan keinginan, & sikap-sikap ku yang lain dari saudara/i ku yang lain, bahkan sering kali adikku yang kecil mengalah dengan kerasnya sikap ku”kata ibu ku” . semenjak adanya tabligh ini, keluarga ku makin hangat mungkin karena orang tua ku tidak lagi stress memikirkan sikap kami yang dulunya begitu bandel dan slalu membuat masalah, aku bahkan belajar dari adik-adikku bagaimana mendekatkan diri dengan orang tua ku, saat aku kecil hingga SLTA kelas 2 aku tidak pernah peduli dengan urusan dan masalah orang tua ku, cenderung diam & cuek, serta tidak banyak komentar terhadap keadaan adik-adikku, aku juga kerap kali menentang keinginan dan permintaan orang tua ku dengan keras karena pada dasarnya aku ini tomboy dan keras kepala . sudah dua tahun belakangan ini keluarga ku makin membaik, ayah sering memberikan ilmu yang dia punya, ibu sering berdiskusi dengan ku, bahkan aku dan ibu ku sudah seperti sahabat karib, aku juga sudah mulai berani bersenda gurau dengan ayahku, menjadi tempat curhat orang tuaku bila ada masalah, dan aku menjadi penengah, begitu pula dengan aku, orang tua ku adalah yang terbaik, mereka tau bagaimana menghadapi ku yang begitu sulit di patahkan argument nya, itu semua karena banyak ilmu agama yang di terapkan di rumah ini, bagian yang paling ku suka di keluarga ku adalah, ketika mati lampu kamu ber empat akan duduk di satu ruangan dan membicarakan banyak hal, terutama masalah agama, seterusnya aku hanya akan melihat kehangatan ayah dan ibu yang bersenda gurau, dan aku seperti “baling-baling di atas bukit”, siapa diantara orang tua ku memintaku untuk mengatakan “ya”, maka aku akan mengatakan “ya” . dan kerap kali ibu ku menjadi korban gurauan aku dan ayah . Mungkin karena inilah , aku tidak lagi peduli tentang pendapat orang di luar sana tentang ayah dan ibuku, yang terpenting bagiku bagaimana aku dan keluarga ku, tetap menjadi satu keluarga di akhirat nanti .

Alhamdulillah, saat ini sudah berjalan lebih 4 tahun meski aku tau ini keadaan yang sulit, kesimpulan yang dapat aku ambil dari kejadian ini adalah setiap keinginan maka akan ada pengorbanan, setiap kejadian maka akan ada hikmahnya, setiap yang sulit pun akan ada kemudahan di dalamnya. Aku masih belum sepenuhnya mengikuti tabligh tapi aku terus mencari tau tentang tabligh, dan inilah sedikit ilmu ku tentang jama`ah ini.
Jama’ah Tabligh didirikan pada akhir dekade 1920-an oleh Maulana Muhammad Ilyas Kandhalawi di Mewat, sebuah provinsi diIndia. Nama Jama'ah Tabligh hanyalah merupakan sebutan bagi mereka yang sering menyampaikan, sebenarnya usaha ini tidak mempunyai nama tetapi cukup Islam saja tidak ada yang lain. Bahkan Muhammad Ilyas mengatakan seandainya aku harus memberikan nama pada usaha ini maka akan aku beri nama "gerakan iman". Ilham untuk mengabdikan hidupnya total hanya untuk Islam terjadi ketika Maulana Ilyas melangsungkan Ibadah Haji kedua-nya di Hijaz pada tahun1926.[3]Maulana Ilyas menyerukan slogannya, ‘Aye Musalmano! Musalman bano’ (dalam bahasa Urdu), yang artinya ‘Wahai umat muslim! Jadilah muslim yang kaffah (menunaikan semua rukun dan syari’ah seperti yang dicontohkan Rasulullah)’. Tabligh resminya bukan merupakan kelompok atau ikatan, tapi gerakan muslim untuk menjadi muslim yang menjalankan agamanya, dan hanya satu-satunya gerakan Islam yang tidak memandang asal-usul mahdzab atau aliran pengikutnya.
Dalam waktu kurang dari dua dekade, Jamaah Tabligh berhasil berjalan di Asia Selatan. Dengan dipimpin oleh Maulana Yusuf, putra Maulana Ilyas sebagai amir/pimpinan yang kedua, gerakan ini mulai mengembangkan aktivitasnya pada tahun 1946, dan dalam waktu 20 tahun, penyebarannya telah mencapai Asia Barat Daya dan Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Sekali terbentuk dalam suatu negara,
Jamaah Tablih mulai membaur dengan masyarakat lokal. Meskipun negara barat pertama yang berhasil dijangkau Tabligh adalah Amerika Serikat, tapi fokus utama mereka adalah di Britania Raya, mengacu kepada populasi padat orang Asia Selatan disana yang tiba pada tahun 1960-an dan 1970-an.[2] Jamaah ini mengklaim mereka tidak menerima donasi dana dari manapun untuk menjalankan aktivitasnya. Biaya operasional Tabligh dibiayai sendiri oleh pengikutnya.Tahun 1978, Liga Muslim Dunia mensubsidi pembangunan Masjid Tabligh di Dewsbury, Inggris, yang kemudian menjadi markas besar Jama’ah Tabligh di Eropa. Pimpinan mereka disebut Amir atau Zamidaar atau Zumindaar.
Ada yang mengatakan bahwa jamaah tabligh adalah penganut khurafat karna katanya kuburan maulana Ilyas di Nizamudin di tawafkan padahal di Nizamudin ada dua masjid yang pertama adalah masjid suatu kelompok yang di dalammya ada kuburan dan yang kedua adalah masjid yang didalamnya jangankan kuburan bahkan tulisan pun bersih dan telah dijadikan pusat penyebaran usaha da'wah Rasulullah Muhammad SAW yang sekarang telah menyebar ke seluruh dunia. Usaha ini telah merubah banyak kalangan mulai dari orang miskin, kaya, pemulung, pejabat, polisi, tentara, bahkan preman dan pembunuh bayaran.
Pengikut dari kalangan selebritis
Banyak terdapat pengikut Tabligh dari kalangan orang-orang penting dan Ternama. Di Kalangan politisi, ada mantan Presiden Pakistan Rafiq Tarar, Menteri kepala Sindh Dr. Arbab Ghulam Rahim, mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, dan mantan Jendral Pakistan Javed Nasir secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Tabligh. Di kalangan olahragawan, ada Shahid Afridi, Saqlain Mushtaq, Mushtaq Ahmed, Mohammad Yousuf, Inzamam-ul-Haq dan Saeed Anwar. Penyanyi terkenal seperti Junaid Jamshed dan Abrar-ul-Haq juga aktif dalam gerakan dakwah revolusi Islam ini. Politisi Ijaz-ul-Haq (anak dari Jendral Zia-ul-Haq) have juga terlihat beberapa kali bersama Jamaah Tabligh.
Di Indonesia, Tabligh juga telah menyentuh hati Sakti, personil band Sheila on 7. Pada tahun 2006, dia telah keluar selama empat bulan ke Markas International Tabligh di Nizzamudin, New Delhi, India. Dia telah berhenti bermusik, dan memilih menjalankan amalan amalan maqami dan amalan intiqali dengan sangat intensif.
LUPA DUNIA? Tapi apa betul para aktivis tabligh yang 'selalu ingat mati' ini melupakan kehidupan dunia? Tudingan ini hampir tak pernah serta-merta mereka bantah dengan ucapan. Silakan dinilai sendiri.
Selama di masjid mereka tak pernah bicara bisnis. Tapi Mobil-mobil macam Toyota Tarago station yang di Jakarta tergolong mewah, Toyota Cressida, Honda Civic Genio dan merek-merek wah lainnya tiap Jum'at malam nangkring di halaman masjid Preston. Itu saja bisa menunjukkan cita rasa mereka pada teknologi maju, sejauh bisa difungsikan di jalan Allah.
Para karkun ini juga dikenal sebagai pekerja keras di bidangnya masing-masing. Ada yang supir taksi, tukang kayu, juragan butchery (rumah pemotongan hewan ternak), insinyur, birokrat, pedagang dan lain-lain. Mahasiswa yang aktif dalam gerakan inipun, meski rata-rata low profile, di kampus punya prestasi yang selalu bisa dibanggakan. Abdul Razak, mahasiswa ilmu-ilmu sosial di Charles Sturt University, merasa tak puas jika tugas-tugas yang dikerjakannya tak mendapat predikat excellent. "Prestasi belajar juga bagian dari dakwah kita kepada teman lain," katanya merendah. Mereka dikenal mahasiswa yang belajar dengan disiplin spartan. Di Wagga, beberapa mahasiswa yang aktif bertabligh biasa mengorganisasi kegiatannya dengan telepon genggam yang bukan lagi barang mewah.
Semoga allah membenarkan apa yang salah, membuka hati mereka yang pernah menyakiti orang tua ku yang tidak pernah mengucapkan yang buruk untuk mereka yang menyakiti ayah dan ibu, setiap kali di sakiti ayah dan ibu hanya berkata “semoga allah menunjuki mereka dan membuka hati mereka”, meskipun sejauh ini aku menilai tanpa di sadari perubahan cara berpakaian mereka mulai mengikuti islam, berjubah, berkaus kaki, kain sarung mulai semata kaki dan perubahan-perubahan lainnya, karena memang dari kisah-kisah penegak islam di belahan daerah dan dunia lainnya mereka butuh waktu yang sangat lama dan perjuangan yang keras dalam merubah ummat ini. Tapi ingatlah “allah tidak akan pernah mendatangkn hidayah jika kita tidak mau membukakan pintu hati kita untuk menjmput datangnya hidayah itu” . inilah sekilas, pandangan, dan pendapat yang aku punya dalam masalah ini . semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua . aminnn …..


note : jangan mengatakan orang lain tersesat bila kita sendiri, bahkan tidak pernah mau untuk mencoba berjalan dan mencari tau apakah hidup ini masih kita jalani seperti itu saja setiap harinya atau bahkan jadi org yang merugi, menjadi lebih buruk setiap harinya dengan berghibah . kita terlahir sebagai org muslim, tapi itu agama turunan, agama nenek moyang kita, maka perbaikilah islam kita dengan terus belajar . bila kita telah mampu mengatakan orang lain SALAH, berarti kita punya sesuatu yang BENAR untuk di tonjolkan. itulah hidup ...

Selasa, 02 Maret 2010

I LOVE THEM

 
Posted by Picasa

Jangan pernah berfikir !

Jangan pernah berfikir bahwa hidup kerap tidak adil,,
Fikirkanlah firman tuhan mu, bilang…
“bisa jadi apa yang sangat kamu inginkan ternyata tdk baik buatmu”
Tapi…
“bisa jadi apa yang sangat kamu tidak inginkan adalah terbaik buatmu “
Maha tau -Nya yang selalu berbuat sesuai kebutuhanmu,,
Tidak ada yang tersia-sia,,, Percuma,
Katamu…
Begitu pula dgn jalan hidup yang kau punyai’’’
Fikirkanlah firman tuhanmu, bilang…. ???
“aku berbuat sesuai apa, yang kau sangkakan padaku”
Berbaik, Baikkanlah sangka-an mu pada –Nya.
Laksana inilah hidup,,,Mu,,,Ruang Kosong…
jgn merengek pada –Nya,ketika yang kau dapat MALANG,
Apa kau selalu memuji ketika SENANG ?!
Fikirkan lagi firman tuhanmu, bilang…
“Pada Tiap susahmu ku bekali kesenangan besertanya”
Kenapa harus,,
Di tangisi
Di renungi
Di sesali,
Bahkan Hampir saja mencelakai,,,
Buka Qulub mu, kawan…. Jangan kau goyahkan iman karena kemauan ….
Ingat janji mu pada –Nya …”Innasholati wanusuki wamayahya wamamatillillahi rabbil A’lamin”
Sesungguhnya sholatku,hidupku, dan matiku hanya untuk –Nya rabb sekalian alam.
Bawalah kembali alam sadarmu pada tempatanya, bercerminlah pada dirimu sendiri,,,
Hanya orang yang di tumpangi, ketika pemiliknya meminta kenapa kau mesti memaksa tuk memiliki…
Tiap-tiap mu,akan tiba masanya,,
Hanya saja berbeda-beda kadarnya.
Lantas, apa bedanya…
Bukankah yang di jalani hanya tentang, yang kata mu…
Derita
Dan, Bahagia.
Jangan mengasihani musafir yang berjalan, yang kata mu…
Kelihatan dungu
Dan, Lesu.

Pandangi dirimu…
Kau sendiri adalah musafir,
Yang masih terus berjalan, sampai kau temukan apa yang kau dapatkan,,
Jangan membuat lelucon karena perhentian sendiri,
Ternyata, ………………………………..bekal derita-derita mu’ pada syukur, dan
Ternyata ………………………………….bekal bahagia-bahagia mu’ pada dzikir.
Masih tidak cukup kuat untuk meyakinkan mu,
lantas bagaimana denganku… yang masih di dalam perjalanan. kini,
merasa sendiri karena kawan telah berhenti karena khianat nya…
Aku akan tetap berjalan mencari apa yang –Nya ridho’I,, bukankah itu tujuan pemusafiran ini,,

Hanya kau, dan –Nya yang paling tau dirimu, jangan menghakimi orang lain,,
karena begitu pula dengan aku,,,,
syukuri saja yang kau punya,dan jangan merasa yang paling sakit sendiri,,,
Egoisnya aku bila jua begitu,
Sebelum menjadi yang terpantas di sisi –Nya,
Setelahnya aku jua yang terlupa ,,,,, ku ambil hikmah dari karunia –Nya
Bila terus dikenang,hanya akan ada kepayahanmu,
Bagaimana dengan kepayahan –Nya yang tak lelah maha pemaaf –Nya,
Terus saja kau fikirkan kurangmu,,
Tanda pula…bahwa kurangnya syukurmu pada karunia –Nya yang di singgahi padamu.


..... The end .