مرحبا بكم في بلوق (welcomeeee ....)

Tinggdonggg ...
Welcome to my house
don’t forget to read your pray

بِسْمِ الله وَلَجْنَا ، وَ بِسْمِ الله خَرَجْنَا وَعَلَى رَبِّنَا تَوَكَلْنَا

"Bismillahi walajnaa wa bismillahi kharajnaa wa-alallaahi rabbina tawak-kalnaa"
Artinya :
Dengan nama Allah kami masuk rumah, dengan nama Allah aku keluar rumah, serta kepada-Nya aku berserah diri

hmm ...
FINISH ?!
WOKE , Let’s we see my blog
eitsss !
wait ...
peraturannya :
1. Maaf bila ada kalimat yg menyinggungg di blog ini
2. Dilarang membuat prahara disini
3. Ambil yang yg bagus di blog ini
AGREE ??
okee .
lanjuutttt ..... :)

Minggu, 23 Mei 2010

KELUARGA ku penuh CINTA, mereka penuh BENCI

seperti kata BROTHER “bersatu kita teguh , bercerai kita roboh”(penyanyi, nasyid malaysia) , aku temukan satu kelebihan yang mencolok dari tabligh, pengajian yang lebih 3 tahun ini di ikuti keluarga ku. mereka mengutamakan bersatunya ummat .

Sudah 5 pengajian yang aku pernah ikuti, diantaranya : salafi, hizbut tahrir, LDII, tabligh & aku tidak tau apa nama pengajian yang terakhir ini . semua itu ku lakukan semata karena ingin menambah ilmu agama , dan karena rasulullah mengatakan, akan ada banyak aliran di akhir zaman nanti, tetapi hanya satu saja yang di benarkan , sungguh ini sebuah rahasia besar yang hanya terbuka setelah hari penghitungan nanti, keluarga ku kini mengikuti tabligh, bahkan dua saudara laki-laki ku bersekolah di pondok pesantren tabligh, al-fatah temboro, jawa timur . sudah lebih dari tiga tahun kami mengikuti tabligh, sejauh ini tidak ada yang menyalahi dari tabligh, mereka melakukan sunnahtullah & nabiyullah , meski aku belum mengikuti sepenuhnya. pada dasarnya tabligh bukanlah nama yang mereka buat tapi nama yang di berikan oleh orang-orang yang tidak menyukai tabligh, lain daerah maka lain pula nama yang di berikan kepada mereka, padahal mereka tidak pernah memberikan nama untuk pengajian mereka, ada sebuah kisah yang membuat ku berfikir bahwa mereka dalam bekerja hanya fikir tentang agama & waktu itu keluarga ku baru kenal tabligh sekitar 5 bulan, sore itu aku berkeliling mencari kios-kios kecil yang bersedia memperbaiki jam tangan ku yang kemungkinan kehabisan baterai, akhirnya setelah sejam lebih aku berkeliling, aku temukan satu kios kecil yang hampir tidak kelihatan tempatnya dari keramaian, setiba nya di tempat itu,
“pak.. “ berulang kali aku memanggil yang punya kios tsb,
akhirnya ada yang menyahut panggilan ku “ya, assalamualaikum, mau memperbaiki jam tangan nya ya dek”, aku terkesima mendengar ucapan salam yang bapak itu lontarkan,karena sudah jarang di lakukan sebahagian orang , hingga lupa menjawab salam nya “iya pak, berapa?”,
bapak tersebut tersenyum dan terus menundukkan pandangannya sambil sesekali melihat kearah jam tangan yang aku berikan padanya
“di jawab dulu salam saya dek, kamu muslimah kan, saya tau dari jilbab yang kamu kenakkan”
aku kaget mendegar ucapan bapak tsb,
” astaghfirullah, maaf pak, walaaikumsalam”, “berapa pak?”
Sambil tersenyum beliau menjawab “baterai yang biasa modalnya 4.000, yang bagus harganya 6.000, kamu boleh memberi saya laba seberapa yang kamu ikhlaskan” .
“haa ?? kalau begitu yang baterai yang biasa saja pak” jawab ku sekenanya .
“sambil menunggu kamu duduk saja dulu” sambil memberikan sebuah kursi pada ku.
Kejadian ini luar biasa menurut ku, Karena di dunia yang penuh dengan orang-orang yang mencari riba beliau justru menyerahkan laba seberapa pelanggan nya ikhlas, belum lagi orang-orang yang kerap kali mengurangi timbangan beliau malah menyerahkan timbangan pada pembeli.
Aku teliti bapak tsb dengan seksama, bibirnya terus saja bergerak seperti mengucapkan sebuah kalimat pendek yang sama secara berulang-ulang tapi tidak di dzohirkan, kulihat tampilan dan cara berpakaiannya, berjenggot, celana bagian bawah hanya semata kaki, akhirnya aku kembali melihat kearah wajahnya, di keningnya seperti ada tanda hitam yang begitu pekat .
Akhirnya dengan keberanian aku bertanya pada beliau “bapak orang yang tabligh ya?”, beliau seperti tidak mendengarkan ku karena asyik bekerja tapi ternyata beliau sedang mempersiapkan kalimat yang tepat untuk menjawab pertanyaan ku
“ tabligh itu bukan aliran dek, allah tidak pernah menyuruh kita berkelompok-kelompok,allah hanya menyuruh kita fikir tentang agama dan menyatukan ummat, itu nama yang orang berikan karena tidak menyukai apa yang kita lakukan “,

“kenapa ? ada keluarga kamu yang mengikuti dakwah ini ?” dengan singkat dan tepat beliau menjawab pertanyaan ku & kembali melontarkan pertanyaan pada ku.
“ya pak, ayah & ibu saya” jawabku .
“Alhamdulillah, kamu tinggal di mana ? beliau melontarkan sebuah pertanyaan pada ku .
“jln. Pesantren pak “ jawab ku .
“sudah keluar berapa hari orang tua kamu ?” kembali beliau bertanya .
“insyaalah akan keluar tiga hari pak “ jawab ku .
Dari percakapan ini aku tau beliau mengikuti tabligh .
“ini dek sudah selesai” beliau mengulurkan jam tangan ku
“ini pak” uang 7.000 aku ulurkan padanya, tapi kulihat keraguan dari wajahnya saat mengambil uang yang aku ulurkan .
Tanpa di sangka beliau menjawab “5.000 saja dek, ini terlalu banyak”
Awalnya aku berprasangka buruk, bahwa beliau merasa kurang dengan uang yang aku berikan .
“tidak apa-apa pak, ambil saja. Insyaallah saya ikhlas” jawab ku .
“alhamdulillah, terimakasih kalau begitu dek” sambil tersenyum tapi tidak melihat kearah ku beliau menyimpan uang yang aku berikan . “salam untuk orang tua kamu” hal ini yang lebih membuat ku terkesima dengan kepribadian beliau, pelajaran yang aku alami hari itu benar-benar berharga, orang yang menerapkan agama dalam pola hidupnya tidak akan pernah merasa kurang atau takut kehilangan rezeki.

Kegiatan mereka secara garis besar hanya seputar masalah dakwah, menyatukan ummat, ta`lim, menerapkan wajib dan sunnahnya agama, menjadikan sikap rasulullah saw sebagai contoh yang diikuti setiap harinya. Dua tahun keluarga ku mengikuti tabligh, di masyarakat mulai ada beberapa ghibah tentang ayah dan ibu , mulai ada serangan berupa sindiran, pertanyaan langsung tentang “kenapa ibu ku kini berjubah dan ayah ku kenapa celananya pendek semua(semata kaki)” dan puncak dari itu semua adalah saling serang antar fisik terhadap orang yang memperkenalkan tabligh pada ayah dan 8 orang teman lainnya. Ayah ku adalah salah satu yang di tuakan di masyarakt dan kerap kali di elu-elu kan sebagai orang yang tidak boleh dilangkahi pendapatnya, dengan pemikirannya dan upaya nya beliau mengupayakan sebuah mesjid di dekat rumah ku dengan bantuan dana dari yang dulunya teman karib ayah, ayah begitu ingat sejumlah uang pertama yang menjadi symbol akan berdirinya mesjid itu, tapi pada akhirnya ayah begitu kecewa karena sahabat-sahabat yang dulunya begitu pekat bercengkrama dgn ayah dan bersemangat dalam mendirikan mesjid justru menjadi boomerang untuk ayah pada akhirnya. ayah yang dulunya imam besar di mesjid itu tidak lagi di bolehkan masuk ke mesjid itu beserta 8 orang teman lainnya dengan alasan bahwa ayah ku sudah menjadi orang yang sesat, bahkan ayah ku juga pernah di ancam akan di bunuh, tapi allah selalu melindungi mereka dan akhirnya ayah & 8 orang lainnya hijrah dari mesjid itu agar ummat tidak resah dan mau sholat berjamaah lagi. yang selalu jadi pemikiran ku adalah 9 orang yang di usir itu adalah imam besar mesjid, para pemuka agama di tempat tinggal ku, sementara yang mengusir 9 orang tsb adalah orang yang jarang ku lihat wajahnya sholat ke mesjid bahkan kerap kali ku jumpai mereka tengah bercengkrama di warung-warung kopi dan mungkin sambil berghibah .

Karena melihat kejadian ini, dua saudara laki-laki ku yang dulunya di mintai masuk pondok pesantren al-fatah menolak, spontan menjawab “iya, kalau itu baik menurut ayah & ibu”, pernah terucap di bibir mereka “kami ingin meneruskan perjuangan ayahanda untuk menjadikan kampung ini, kampung MUSLIM” , mungkin ini hikmah dari di singkirkannya ayah ku dari masyarakat. Aku tau di dalam hati ayah ku yang terdalam beliau sangat menyayangi mesjid yang beliau rintis tsb, itu terbaca dari kalimat ayah ku yang pernah mengatakan “ntah kenapa beberapa hari ini, aku rindu sekali ingin sholat di mesjid itu”, mesjid yang dulunya penuh kesejukan, hati dan mata selalu tertuju pada mesjid itu, kini terlihat begitu suram dan seperti tidak terurus, anak-anak yang dulu mengaji ba’da maghrib pun sudah tidak terdengar lagi kehangatannya, dulunya aku adalah guru mengaji di mesjid itu, tapi karena masalah itu aku pun ikut di berhentikan secara halus dan paksa, mskipun aku tidak tau apa sebab-akibatnya aku ikut di berhentikan.

Kini dua saudara laki-laki ku itu tengah akan melanjutkan hingga ke bangku aliyah, di tahun pertama kepulangan mereka 50% perubahan sikap, cara bicara, bahkan kemauan dalam belajar mereka pun begitu luar biasa, di tahun kedua dan ketiga sudah tidak diragukan lagi, adab mereka terhadap orang tua ku, cara mereka bercengkrama terhadap orang tuaku, dulunya saat masih duduk di bangku sekolah dasar, tiada hari tanpa bertengkar buat mereka bahkan pernah waktu itu dua saudara laki-laki ku ini bertengkar dengan menggunakan senjata tajam(pisau), jadi semua orang di dekat rumah ku sudah barang tentu tahu bagaiman stressnya ayah dan ibuku dalam menghadapi mereka, tapi setelah masuk ke pondok pesantren itu ayah dan ibu tidak pernah lagi menggunakan suara dan kata-kata yg kasar dalam menghadapi mereka, cukup dengan sedikit di beri pengertian dan pandangan mereka akan langsung menurut, karena di pondok pesantren itu saat siswa/i nya pertama masuk yang pertama kali di ajarkan adalah “bagaimana menerapkan akhlak nabi saw dalam kehidupan sehari-hari” kata ayahku yang memang pernah langsung ke pondok itu, dan begitu menabjubkan lagi ketika ayah ku di sana, beliau seperti saat kembali di kota makkah mukarromah. kampungnya orang-orang muslim, tidak ada orang yang merokok, di ojek tidak pernah ada wanita, di dalam angkutan mereka menggunakan hijab(seperti sholat)antara supir dan penumpang wanita, meminta bayaran bahkan seikhlas penumpangnya, berlomba-lomba dalam menjamu tamu, pakaian manusianya sudah barang tentu mengenakkan pakaian orang-orang muslimin, itu bukan hanya terkhusus untuk anak santrinya saja tapi seluruh masyarakat yang berada di sekitar pondok pesantren itu, pondok pesantren itu dikelola oleh tiga kakak beradik yang kesemuanya adalah kyai-kyai dunia. Aku yang bahkan juga pernah menduduki bangku pesantren selama tsanawiyah masih sering membuat orang tua ku pusing dengan keinginan, & sikap-sikap ku yang lain dari saudara/i ku yang lain, bahkan sering kali adikku yang kecil mengalah dengan kerasnya sikap ku”kata ibu ku” . semenjak adanya tabligh ini, keluarga ku makin hangat mungkin karena orang tua ku tidak lagi stress memikirkan sikap kami yang dulunya begitu bandel dan slalu membuat masalah, aku bahkan belajar dari adik-adikku bagaimana mendekatkan diri dengan orang tua ku, saat aku kecil hingga SLTA kelas 2 aku tidak pernah peduli dengan urusan dan masalah orang tua ku, cenderung diam & cuek, serta tidak banyak komentar terhadap keadaan adik-adikku, aku juga kerap kali menentang keinginan dan permintaan orang tua ku dengan keras karena pada dasarnya aku ini tomboy dan keras kepala . sudah dua tahun belakangan ini keluarga ku makin membaik, ayah sering memberikan ilmu yang dia punya, ibu sering berdiskusi dengan ku, bahkan aku dan ibu ku sudah seperti sahabat karib, aku juga sudah mulai berani bersenda gurau dengan ayahku, menjadi tempat curhat orang tuaku bila ada masalah, dan aku menjadi penengah, begitu pula dengan aku, orang tua ku adalah yang terbaik, mereka tau bagaimana menghadapi ku yang begitu sulit di patahkan argument nya, itu semua karena banyak ilmu agama yang di terapkan di rumah ini, bagian yang paling ku suka di keluarga ku adalah, ketika mati lampu kamu ber empat akan duduk di satu ruangan dan membicarakan banyak hal, terutama masalah agama, seterusnya aku hanya akan melihat kehangatan ayah dan ibu yang bersenda gurau, dan aku seperti “baling-baling di atas bukit”, siapa diantara orang tua ku memintaku untuk mengatakan “ya”, maka aku akan mengatakan “ya” . dan kerap kali ibu ku menjadi korban gurauan aku dan ayah . Mungkin karena inilah , aku tidak lagi peduli tentang pendapat orang di luar sana tentang ayah dan ibuku, yang terpenting bagiku bagaimana aku dan keluarga ku, tetap menjadi satu keluarga di akhirat nanti .

Alhamdulillah, saat ini sudah berjalan lebih 4 tahun meski aku tau ini keadaan yang sulit, kesimpulan yang dapat aku ambil dari kejadian ini adalah setiap keinginan maka akan ada pengorbanan, setiap kejadian maka akan ada hikmahnya, setiap yang sulit pun akan ada kemudahan di dalamnya. Aku masih belum sepenuhnya mengikuti tabligh tapi aku terus mencari tau tentang tabligh, dan inilah sedikit ilmu ku tentang jama`ah ini.
Jama’ah Tabligh didirikan pada akhir dekade 1920-an oleh Maulana Muhammad Ilyas Kandhalawi di Mewat, sebuah provinsi diIndia. Nama Jama'ah Tabligh hanyalah merupakan sebutan bagi mereka yang sering menyampaikan, sebenarnya usaha ini tidak mempunyai nama tetapi cukup Islam saja tidak ada yang lain. Bahkan Muhammad Ilyas mengatakan seandainya aku harus memberikan nama pada usaha ini maka akan aku beri nama "gerakan iman". Ilham untuk mengabdikan hidupnya total hanya untuk Islam terjadi ketika Maulana Ilyas melangsungkan Ibadah Haji kedua-nya di Hijaz pada tahun1926.[3]Maulana Ilyas menyerukan slogannya, ‘Aye Musalmano! Musalman bano’ (dalam bahasa Urdu), yang artinya ‘Wahai umat muslim! Jadilah muslim yang kaffah (menunaikan semua rukun dan syari’ah seperti yang dicontohkan Rasulullah)’. Tabligh resminya bukan merupakan kelompok atau ikatan, tapi gerakan muslim untuk menjadi muslim yang menjalankan agamanya, dan hanya satu-satunya gerakan Islam yang tidak memandang asal-usul mahdzab atau aliran pengikutnya.
Dalam waktu kurang dari dua dekade, Jamaah Tabligh berhasil berjalan di Asia Selatan. Dengan dipimpin oleh Maulana Yusuf, putra Maulana Ilyas sebagai amir/pimpinan yang kedua, gerakan ini mulai mengembangkan aktivitasnya pada tahun 1946, dan dalam waktu 20 tahun, penyebarannya telah mencapai Asia Barat Daya dan Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Sekali terbentuk dalam suatu negara,
Jamaah Tablih mulai membaur dengan masyarakat lokal. Meskipun negara barat pertama yang berhasil dijangkau Tabligh adalah Amerika Serikat, tapi fokus utama mereka adalah di Britania Raya, mengacu kepada populasi padat orang Asia Selatan disana yang tiba pada tahun 1960-an dan 1970-an.[2] Jamaah ini mengklaim mereka tidak menerima donasi dana dari manapun untuk menjalankan aktivitasnya. Biaya operasional Tabligh dibiayai sendiri oleh pengikutnya.Tahun 1978, Liga Muslim Dunia mensubsidi pembangunan Masjid Tabligh di Dewsbury, Inggris, yang kemudian menjadi markas besar Jama’ah Tabligh di Eropa. Pimpinan mereka disebut Amir atau Zamidaar atau Zumindaar.
Ada yang mengatakan bahwa jamaah tabligh adalah penganut khurafat karna katanya kuburan maulana Ilyas di Nizamudin di tawafkan padahal di Nizamudin ada dua masjid yang pertama adalah masjid suatu kelompok yang di dalammya ada kuburan dan yang kedua adalah masjid yang didalamnya jangankan kuburan bahkan tulisan pun bersih dan telah dijadikan pusat penyebaran usaha da'wah Rasulullah Muhammad SAW yang sekarang telah menyebar ke seluruh dunia. Usaha ini telah merubah banyak kalangan mulai dari orang miskin, kaya, pemulung, pejabat, polisi, tentara, bahkan preman dan pembunuh bayaran.
Pengikut dari kalangan selebritis
Banyak terdapat pengikut Tabligh dari kalangan orang-orang penting dan Ternama. Di Kalangan politisi, ada mantan Presiden Pakistan Rafiq Tarar, Menteri kepala Sindh Dr. Arbab Ghulam Rahim, mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, dan mantan Jendral Pakistan Javed Nasir secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Tabligh. Di kalangan olahragawan, ada Shahid Afridi, Saqlain Mushtaq, Mushtaq Ahmed, Mohammad Yousuf, Inzamam-ul-Haq dan Saeed Anwar. Penyanyi terkenal seperti Junaid Jamshed dan Abrar-ul-Haq juga aktif dalam gerakan dakwah revolusi Islam ini. Politisi Ijaz-ul-Haq (anak dari Jendral Zia-ul-Haq) have juga terlihat beberapa kali bersama Jamaah Tabligh.
Di Indonesia, Tabligh juga telah menyentuh hati Sakti, personil band Sheila on 7. Pada tahun 2006, dia telah keluar selama empat bulan ke Markas International Tabligh di Nizzamudin, New Delhi, India. Dia telah berhenti bermusik, dan memilih menjalankan amalan amalan maqami dan amalan intiqali dengan sangat intensif.
LUPA DUNIA? Tapi apa betul para aktivis tabligh yang 'selalu ingat mati' ini melupakan kehidupan dunia? Tudingan ini hampir tak pernah serta-merta mereka bantah dengan ucapan. Silakan dinilai sendiri.
Selama di masjid mereka tak pernah bicara bisnis. Tapi Mobil-mobil macam Toyota Tarago station yang di Jakarta tergolong mewah, Toyota Cressida, Honda Civic Genio dan merek-merek wah lainnya tiap Jum'at malam nangkring di halaman masjid Preston. Itu saja bisa menunjukkan cita rasa mereka pada teknologi maju, sejauh bisa difungsikan di jalan Allah.
Para karkun ini juga dikenal sebagai pekerja keras di bidangnya masing-masing. Ada yang supir taksi, tukang kayu, juragan butchery (rumah pemotongan hewan ternak), insinyur, birokrat, pedagang dan lain-lain. Mahasiswa yang aktif dalam gerakan inipun, meski rata-rata low profile, di kampus punya prestasi yang selalu bisa dibanggakan. Abdul Razak, mahasiswa ilmu-ilmu sosial di Charles Sturt University, merasa tak puas jika tugas-tugas yang dikerjakannya tak mendapat predikat excellent. "Prestasi belajar juga bagian dari dakwah kita kepada teman lain," katanya merendah. Mereka dikenal mahasiswa yang belajar dengan disiplin spartan. Di Wagga, beberapa mahasiswa yang aktif bertabligh biasa mengorganisasi kegiatannya dengan telepon genggam yang bukan lagi barang mewah.
Semoga allah membenarkan apa yang salah, membuka hati mereka yang pernah menyakiti orang tua ku yang tidak pernah mengucapkan yang buruk untuk mereka yang menyakiti ayah dan ibu, setiap kali di sakiti ayah dan ibu hanya berkata “semoga allah menunjuki mereka dan membuka hati mereka”, meskipun sejauh ini aku menilai tanpa di sadari perubahan cara berpakaian mereka mulai mengikuti islam, berjubah, berkaus kaki, kain sarung mulai semata kaki dan perubahan-perubahan lainnya, karena memang dari kisah-kisah penegak islam di belahan daerah dan dunia lainnya mereka butuh waktu yang sangat lama dan perjuangan yang keras dalam merubah ummat ini. Tapi ingatlah “allah tidak akan pernah mendatangkn hidayah jika kita tidak mau membukakan pintu hati kita untuk menjmput datangnya hidayah itu” . inilah sekilas, pandangan, dan pendapat yang aku punya dalam masalah ini . semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua . aminnn …..


note : jangan mengatakan orang lain tersesat bila kita sendiri, bahkan tidak pernah mau untuk mencoba berjalan dan mencari tau apakah hidup ini masih kita jalani seperti itu saja setiap harinya atau bahkan jadi org yang merugi, menjadi lebih buruk setiap harinya dengan berghibah . kita terlahir sebagai org muslim, tapi itu agama turunan, agama nenek moyang kita, maka perbaikilah islam kita dengan terus belajar . bila kita telah mampu mengatakan orang lain SALAH, berarti kita punya sesuatu yang BENAR untuk di tonjolkan. itulah hidup ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silhkan di komentarii :) slmat mnikmati hari anda yg indahh .. trmkasih .